educationforpeace-dot-com Educationforpeace-dot-com: Mengembangkan ketrampilan untuk dunia yang lebih baik       
 

PENGANTAR POLITIK ANTI-KEKERASAN

Pembelajaran tentang Pengantar Politik Anti-kekerasan ini meliputi :
- Apakah anti-kekerasan?
- Lima alasan untuk memilih aksi tanpa kekerasan
- Apa yang bisa kita lakukan jika kita tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh mereka yang berkuasa?
- Contoh tindakan tanpa kekerasan yang berhasil (dan revolusi) di zaman modern
- Jika kita menyingkirkan sesuatu, kita harus membangun kembali
- Bagaimana individu berkontribusi bagi perubahan?
- Apa yang harus berubah?
- Siapa yang harus berubah?
- Kapan harus berubah ?
- Mencari kedudukan kita yang sesuai
- Makna anti-kekerasan: dari politik ke tindakan.

Anti-kekerasan adalah suatu konsep pokok bagi setiap organisasi perdamaian. Lazimnya mereka bekerja melawan kekerasan melalui satu atau beberapa cara. Diantaranya bekerja melawan kekerasan di lingkungan sekolah atau di masyarakat dimana mereka tinggal. Yang lainnya, bekerja menolak peperangan dan kekerasan terkait rencana nasional dan internasional. Yang lain lagi, bekerja melawan kekerasan sistemik: sistem global dan politik nasional yang membunuh ribuan manusia setiap hari karena kelaparan dan penyakit yang tidak perlu.

"Anti-kekerasan" sebagai konsep yang telah lama ada , tetapi tidak semua orang setuju pada kontennya/isinya, dan yang pasti tidak ada kesepakatan universal bahwa anti-kekerasan merupakan bentuk tindakan efektif. Kami di dalam gerakan perdamaian, menyatakan bahwa anti-kekerasan adalah bentuk tindakan yang sangat efektif. Kami memberikan beberapa contoh yang baik di bawah ini. Satu hal yang kami setuju adalah bahwa kekerasan sangat tidak efektif sebagai agen perubahan dalam jangka panjang, dan bahwa konflik kekerasan, pertarungan atau perang, menciptakan jauh lebih banyak masalah daripada memecahkannya.

Melalui bantuan kuliah dari Jørgen Johansen dari Transcend University, kami memberikan ringkasan ide-ide dan praktek anti-kekerasan di bawah ini.


Anti-kekerasan : Alasan dan Tindakan

Apa itu Anti-kekerasan?
Solidarnos: Anti-kekerasan yaitu tidak menimbulkan kerusakan fisik yang serius pada manusia lain
Gene Sharp: Anti-kekerasan ialah tidak sengaja menimbulkan rasa sakit pada manusia lain
Jainism: Anti-kekerasan yaitu tidak membahayakan makhluk hidup apapun
Gandhi: Anti-kekerasan berarti tanpa kekerasan dalam tindakan, ucapan dan pikiran
Narayan Desai: Anti-kekerasan adalah harmoni dalam kehidupan.  Segala sesuatu yang mengganggu kerukunan hidup adalah kekerasan.

Lima alasan memilih aksi anti-kekerasan:
  • Kita bisa saja salah, dan ingin ada kemungkinan untuk membalikkan tindakan kita
  • Kekerasan berarti menimbulkan sakit pada semua ‘peran’ seseorang (ketika anda ingin menghancurkan seorang politisi, anda mungkin juga menghancurkan seorang ibu, seniman, dokter, dan semua hal yang mungkin ada pada orang tersebut)
  • Kejahatan akan berpengaruh pada hasil akhirnya
  • Kita hanya ingin memerangi ideologi, keputusan, kebijakan atau masalah, bukan orang-orangnya.
  • Cara anti-kekerasan lebih efektif (lihat bagian tentang kasus-kasus terbaru)
  • Kekerasan menciptakan masalah-masalah baru
Jenis kekuasaan apa saja yang dimiliki oleh orang?
Para pemimpin puncak mungkin memiliki "kekuasaan atas sesuatu" tetapi pada tingkat akar rumput, kita memiliki "kekuatan untuk sesuatu". Kita memiliki kekuatan untuk mencegah, dan kita memiliki kekuatan untuk bertindak . “Kekuatan atas sesuatu” tergantung pada kerjasama. Orang-orang Yahudi diarahkan ke kamar gas oleh orang-orang yang patuh. Bom Hiroshima juga dijatuhkan oleh orang-orang yang patuh.

Jika kita tidak setuju dengan apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan, maka kita bisa menghilangkan pilar kekuasaan:

Kita dapat menghapus banyak pilar ini:
  1. Birokrasi bisa menyerang
  2. Orang bisa berhenti patuh
  3. Pekerja bisa menyerang
  4. Orang bisa menolak untuk membayar pajak tertentu
Kita juga telah melihat kasus-kasus di mana :

  1. Polisi menolak untuk mematuhi perintah ketika itu menyakiti orang sipil yang tak bersenjata.
  2. Tentara menolak untuk mematuhi perintah ketika itu menyakiti orang sipil yang tak bersenjata. Dalam hal militer, pengalaman menunjukkan bahwa biasanya dibutuhkan waktu rata-rata tiga hari sebelum ketidaksukaan di antara para prajurit menyebar ke titik di mana tiba-tiba meletakkan senjata secara serempak. Banyak nyawa telah hilang di jalan-jalan, tetapi satu-satunya cara ini sebenarnya bisa dicegah jika mereka yang berkuasa memiliki kemampuan untuk mengambil tentara dari daerah lain dengan identitas etnis yang berbeda . Bahkan kemudian (misalnya, tentara Inggris melawan para pengikut Ghandi) tentara normal tidak rela melakukan penembakan terhadap warga sipil.

Anti-kekerasan terjadi pada:

Kasus-kasus dalam sejarah terkini:
  • Iran 1979
  • Polandia 1980-88 (Solidarnos)
  • Bolivia 1980-82
  • Filipina 1986 (People Power)
  • Eropa Timur 1989: Czechoslovakia, Hungary, DDR, Bulgaria
  • Uni Soviet 1991: Estonia, Latvia, Lithuania etc
  • Indonesia 1998-99
  • Zambia 1999 (Green Ribbon)
  • Serbia 2000
  • Filipina 2001 (SMS revolution)
  • Madagascar
  • Georgia 2003 (The Rose Revolution)
  • Ukraina 2004
  • Kyrgyzstan 2005
  • Libanon 2005
Jika anda menyingkirkan, anda juga harus membangun
NAMUN: banyak yang terjatuh lagi. Tidak cukup hanya menghapus rezim lama. Kita juga harus membangun yang baru. Untuk itu orang harus dipersiapkan sebelum revolusi berikut:
  • membangun sistem yang lebih baik
  • menerapkan HAM di semua tingkatan dalam masyarakat
  • mengajarkan penanganan konflik
  • mengurangi korupsi
  • mengamankan masa depan yang damai
  • ....
  • ....
  • lihat juga Program Kebudayaan Aksi Damai disini


Bagaimana seseorang bisa berkontribusi bagi perubahan?

Konflik berarti negatif hanya ketika konflik tersebut tidak diselesaikan dengan cara yang positif.Kita harus sangat menyadari bahwa konflik sebenarnya tidak negatif. Sebagian besar kemajuan dibuat melalui perbedaan pandangan dan pendapat, dan potensi sebenarnya untuk kemajuan terletak pada memecahkan perbedaan-perbedaan ini.

Dalam masyarakat yang tidak lagi mampu menyelesaikan konflik secara positif, atau dalam situasi begitu ekstrem sehingga orang beralih ke kekerasan, mediasi atau intervensi pihak yang tidak terlibat dalam konflik dapat membantu pihak yang terlibat untuk mengubah konflik. Kami menggunakan kata ‘mengubah’ karena kita tidak ingin kembali ke situasi sebelum konflik. Situasi tersebut adalah penyebab kekerasan dan bisa terjadi lagi. Kami ingin menemukan cara untuk mengubah konflik ke arah yang positif, di mana resolusi yang mengarah ke kemajuan bisa terjadi.

Apa yang harus berubah?
Tiga hal yang harus diubah sebelum perubahan itu efektif :


Ketiga hal tersebut haruslah diubah secara simultan:
Tidak ada gunanya membuat hukum yang menyatakan bahwa tidak boleh ada diskriminasi rasial, ketika sejumlah besar orang masih percaya bahwa satu kelompok etnis tertentu itu lebih rendah. Hukum yang sama tidak berarti jika terdapat diskriminasi sistemik terhadap kelompok etnis , yakni mereka tidak diperbolehkan misalnya untuk menggunakan bahasa mereka sendiri di sekolah, atau tidak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan. (Kata "penyebab " dimasukkan ke dalam tanda kutip karena kebanyakan para trainer lebih memilih untuk menggunakan kata "kontradiksi".  Akar konflik mungkin terletak pada persepsi tentang realitas, bukan realitas itu sendiri:  apa yang diklaim sebagai kebenaran oleh suatu kelompok, bisa saja bertentangan dengan apa yang diklaim benar oleh kelompok yang lain).

Berikut ini memberi kita tiga arah yang mungkin untuk bertindak:
  • Kita dapat bertindak untuk mengubah atau mempengaruhi sikap kurang bersahabat dari kebencian
  • Kita dapat bertindak untuk mengubah perilaku agar kekerasan berkurang
  • Kita dapat bertindak untuk mengubah akar penyebab konflik atau membantu para pihak yang terlibat untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru.
Siapa yang harus berubah?
Dalam setiap aktor dalam konflik ada tiga tingkatan:


This gives us three levels to act on:
  • Kita bisa berusaha untuk berkontribusi pada pembuatan kebijakan dengan mempengaruhi para pemimpin puncak
  • Kita dapat bekerja dengan para pemimpin tingkat menengah
  • Kita dapat bekerja dengan orang-orang dalam komunitas lokal, mempengaruhi dan memberdayakan masyarakat sipil
Tingkat menengah, tokoh masyarakat, guru, pemerintah daerah, kyai dll adalah mereka yang memiliki pengaruh di tingkat akar rumput, tetapi juga akses ke pemimpin puncak. Hal ini seringkali efektif untuk memusatkan upaya pada tingkat menengah.

Sekarang kita memiliki sembilan cara untuk bertindak:

  Sikap Perilaku Penyebab/Kontradiksi
Pemimpin puncak      
Pemimpin tingkat menengah      
Masyarakat akar rumput dan sipil      


Kapan harus berubah?
Ada tiga fase dalam konflik (dan biasanya fasenya naik turun)

Sebelum kekerasan       Selama kekerasan       Setelah kekerasan

Berikut ini memberi kita tiga kemungkinan untuk bertindak dalam suatu konflik:
  • Kita bisa bertindak sebelum terjadi kekerasan, yang bertujuan untuk mencegah kekerasan
  • Kita dapat bertindak selama fase kekerasan terjadi, bertujuan untuk mengakhiri kekerasan dan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih damai
  • Kita bisa bertindak setelah kekerasan terburuk telah berakhir, bertujuan membangun perdamaian dan mencegah pecahnya kekerasan lagi.
Sekarang kita memiliki kubus:



Ini memberi kita 27 cara untuk bertindak.

Selalu ada lebih dari 2 aktor dalam konflik. Pertama-tama, setiap konflik memiliki lebih dari dua pihak - dan kebanyakan konflik memiliki banyak pihak. Tidak ada gunanya bernegosiasi dengan para pemimpin tentara gerilya, ketika orang-orang mereka mengatakan bahwa mereka benar-benar memiliki cara pandang yang sangat berbeda. Pada waktu kekerasan muncul, kedua belah "pihak " mungkin cukup terpisah, tapi kekerasan cenderung menyamarkan ini, sebagaimana ketika kekerasan pecah, orang dipaksa bersama-sama untuk membela diri.

Oleh karena itu analisis situasi dan siapa pihak yang terlibat diperlukan sebelum seseorang dapat memutuskan bagaimana bertindak.

Sekarang kita memiliki:

3 arah  x  3 fase  x  3 tingkatan  x  jumlah yang tak terbatas dari berbagai pelaku.

Ini membuka banyak sekali pekerjaan perdamaian yang baik, dalam banyak fase konflik yang berbeda, dalam berbagai tingkatannya, dan dengan banyak aktor yang berbeda.



Menemukan tempat kita

Tapi SEBELUM kita bertindak kita harus menganalisa situasi, dan mengidentifikasi kedudukan kita. Apa kekuatan kita? Aktor mana yang dapat kita pengaruhi? Apa yang bisa kita pengaruhi? Pada tahap konflik apa kita bisa bertindak?

Agar lebih mendalam, kita perlu mengidentifikasi setiap relung organisasi atau pelaku perdamaian lainnya, dan mengkoordinasikan kegiatan kita dengan mereka.

Kesimpulan kita haruslah bahwa setiap orang dari kita sedapat mungkin berkontribusi.



Taktik apa yang bisa kita gunakan?

Berikut ini adalah ringkasan singkat dari disertasi S3 oleh Gene Sharp dari tahun 1973.

Makna Anti-kekerasan: Politik aksi anti-kekerasan

Pernyataan resmi: Pidato publik - Surat penolakan atau dukungan - Deklarasi oleh organisasi dan lembaga - Deklarasi publik bertandatangan - Deklarasi dakwaan dan niat - Petisi bersama atau kelompok

Komunikasi dengan khalayak yang lebih luas: Slogan - Karikatur - Simbol - Spanduk - Poster - Komunikasi yang terpajang - Leaflet - Pamflet - Buku - Koran dan jurnal - Rekaman - Radio - TV - Film - Internet - Surat massal  (spamming) - Situs web pribadi - Skywriting dan earthwriting

Representasi Kelompok: Utusan - Penghargaan olokan - Kelompok lobi - Penjagaan - Pemilu olokan -

Tindakan simbolis publik: Menampilkan bendera dan warna simbolis - Mengenakan simbol - Doa dan ibadah - Menyampaikan benda simbolis - Protes penanggalan pakaian - Penghancuran milik sendiri -  Keterangan simbolis - Menampilkan potret - Lukisan sebagai protes - Tanda dan nama baru - Suara simbolis - Reklamasi simbolis - Isyarat kasar

Tekanan pada individu: "Berburu" pejabat - Mengejek pejabat - Bergaul - Berjaga

Drama dan musik: Sandiwara humoris dan kelakar - Pertunjukan drama dan musik - Menyanyi -

Prosesi: Barisan - Parade - Prosesi keagamaan - Ziarah - Iring-iringan mobil

Menghormati orang meninggal: Politik berkabung - Pemakaman olokan - Pemakaman demonstratif - Penghormatan di tempat-tempat pemakaman

Majelis umum: Sidang protes atau dukungan - Pertemuan kamuflase untuk protes – Forum pendidikan untuk protes (teach-ins)

Penarikan dan penolakan: Pemogokan - Diam - Memungkiri kehormatan - Mencari perhatian (turning one’s back)

Pengucilan pada orang-orang: Boikot sosial - Boikot sosial selektif - Protest dengan tulisan (Lysistratic nonaction) - Pengucilan - Larangan

Tidak bekerjasama dengan kegiatan sosial, adat istiadat, dan lembaga-lembaga: Penghentian sementara kegiatan sosial dan olahraga - Boikot urusan sosial - Pemogokan pelajar - Ketidaktaatan sosial - Penarikan dari lembaga-lembaga sosial

Penarikan dari sistem sosial: Tinggal di rumah saja – Tidak bekerjasama total secara pribadi - "Penerbangan/pelarian" pekerja - Suaka - Pelenyapan secara kolektif - Protes dengan emigrasi

Aksi konsumen: Boikot konsumen - Boikot barang dengan tak mengkonsumsinya- Kebijakan penghematan - Pemotongan Sewa - Penolakan untuk menyewa - Boikot konsumen nasional - Boikot konsumen internasional

Aksi oleh pekerja dan produsen: Boikot pekerja - Boikot produsen

Aksi oleh perantara: Boikot pemasok dan pengusaha

Aksi oleh pemilik dan manajemen: Boikot para pedagang - penolakan untuk mengeluarkan atau menjual property - Larangan bekerja - Penolakan bantuan perindustrian - Pemogokan umum para pedagang

Aksi oleh pemegang sumber daya keuangan: Penarikan deposito bank - Penolakan untuk membayar biaya, iuran, dan pembebanan - Penolakan untuk membayar utang atau bunga - Pemutusan dana dan kredit - Penolakan pendapatan - Penolakan uang pemerintah

Aksi pemerintah: Embargo domestik - Pendaftarhitaman pedagang - Embargo penjual internasional - Embargo perdagangan internasional

Pemogokan Simbolis: Pemogokan untuk protes - Quickie walkout (lightning strike)

Pemogokan Pertanian: Pemogokan rakyat – Pemogokan pekerja pertanian

Pemogokan oleh kelompok-kelompok khusus: Penolakan pekerja teladan - Pemogokan tahanan - Pemogokan kaum pekerja – Pemogokan para profesional

Pemogokan industri biasa: Pemogokan pendirian - Pemogokan industri - Pemogokan untuk simpati -

Pemogokan terbatas: Pemogokan rinci- Pemogokan luar biasa - Pemogokan perlambatan - Pemogokan bekerja berdasar peraturan - Pelaporan "sakit " (sick-in) - Pemogokan dengan pengunduran diri - Pemogokan terbatas - Pemogokan selektif

Pemogokan Multi- industri: Pemogokan yang digeneralisasi - Pemogokan umum

Kombinasi pemogokan dan penutupan ekonomi: Hartal (aksi penutupan toko, dsb) - Penutupan ekonomi

Penolakan terhadap otoritas: Penahanan atau penarikan kesetiaan - Penolakan dukungan publik - Literatur dan pidato untuk advokasi resistensi

Pembangkangan warga dengan pemerintah: Boikot badan legislatif - Boikot pemilu - Boikot kerja dan posisi pemerintah - Boikot departemen pemerintah, lembaga, dan badan-badan lainnya - Penarikan dari lembaga pendidikan pemerintah - Boikot lembaga yang didukung pemerintah - Penolakan bantuan kepada agen penegak hukum - Penghapusan tanda-tanda dan tempat sendiri - Penolakan untuk menerima pejabat yang ditunjuk - Penolakan untuk membubarkan lembaga yang ada

Alternatif warga untuk taat: Keengganan dan kepatuhan yang lambat - Ketidakpatuhan dalam ketiadaan pengawasan langsung - Ketidakpatuhan populer - Ketidaktaatan samar - Penolakan pembubaran suatu kumpulan atau pertemuan - Duduk - Pembangkangan wajib militer dan deportasi - Menyembunyikan, melarikan diri, dan identitas palsu – Ketidaktaatan sipil pada hukum haram

Aksi oleh personil pemerintah: Penolakan selektif terhadap bantuan pemerintah - Pemblokiran garis komando dan informasi - Pengulur-uluran dan penghalangan – Tidak kooperatif terhadap administrasi umum – Ketidakpatuhan pada pengadilan – Ketidakefisiensian yang disengaja dan non-kooperasi selektif oleh agen penegak - Pemberontakan

Tindakan domestik pemerintah: pengelakan dan penundaan kuasi hukum – tindakan non-kooperatif terhadap unit konstituten pemerintah -

Tindakan pemerintah internasional: Perubahan perwakilan diplomatik dan lainnya - Penundaan dan pembatalan pengakuan diplomatik - Pemutusan hubungan diplomatik – Penarikan diri dari organisasi internasional - Penolakan keanggotaan dalam badan internasional - Pengusiran dari organisasi internasional

Intervensi psikologis: Unjuk diri - Puasa - a) Puasa untuk tekanan moral, b) Mogok makan, c) Puasa Satyagraha, Percobaan terbalik (reverse trial), Pelecehan tanpa kekerasan

Intervensi fisik: Aksi duduk – Aksi berdiri – Aksi mengendarai kendaraan – Aksi mengarungi – Aksi pemukulan – Aksi doa – Aksi penjara - Serangan anti-kekerasan – Penggerebekan tanpa kekerasan – Aksi pendudukan dengan tanpa kekerasan - "treehugging"

Intervensi sosial: Membentuk pola sosial baru – Muatan fasilitas – Aksi mogok – Aksi berbahasa – Teater gerilya - Sistem komunikasi alternatif

Intervensi ekonomi: Pemogokan mundur – Aksi pemogokan di tempat - Perampasan tanah tanpa kekerasan – Boklade penolakan - Pemalsuan termotivasi politis – Preclusive purchasing - Penyitaan aset - Dumping - Patronase selektif - Pasar alternatif - Sistem transportasi alternatif - Lembaga ekonomi alternatif

Intervensi politik: Sistem administrasi berlebih- Pengungkapan identitas agen rahasia - Mencari penjara - Pembangkangan sipil hukum " netral " - Bekerja tanpa kolaborasi - Kedaulatan ganda dan pemerintahan paralel



 
norwegian version English
russian version Russian
arabic version Arabic
spanish version Spanish
norwegian version Norwegian

e-mail: info@nowar.no
telepone: 97509836

Website ini disponsori oleh
Oslo Coalition on Freedom of Religion or Belief

dan

Percik (Institute for Social Research Democracy and Social Justice, Indonesia)